Loading...

Ada 10 Pembatal KeIslaman Menurut Al Qur'an dan Hadits

November 17, 2017 Add Comment
Ada 10 Pembatal KeIslaman Menurut Al Qur'an dan Hadits

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Ada 10 Pembatal Keislaman Menurut Al Qur'an dan Hadits

Berikut ini adalah beberapa perkara yang berbahaya yang bisa membatalkan keislaman seseorang yang melakukan perkara-perkara tersebut atau salah satunya, diantaranya :

1. Melakukan perbuatan syirik dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Syirik dalam ibadah yaitu memalingkan suatu jenis ibadah kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Misalnya berdo’a, memohon syafa’at, bertawakkal, beristighatsah, bernadzar, menyembelih yang ditujukan kepada selain Allah, dengan keyakinan dapat menolak bahaya atau mendatangkan manfaat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya…” (QS. An-Nisaa’: 48)

Dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

“… Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya adalah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Maa-idah : 72)

2. Menetapkan adanya perantara antara seseorang dengan Allah, dalam rangka memohon syafaat dan bertawakkal kepadanya. 
Siapa saja menjadikan perantara antara dirinya dan Allah dengan berdo'a kepada perantara itu, atau meminta syafaat, atau bertawakal kepadanya, maka dia kafir sesuai ijma' ulama.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِهِ فَلَا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنكُمْ وَلَا تَحْوِيلًا أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ ۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا

“Katakanlah: ‘Panggillah mereka yang kamu anggap (sekutu) selain Allah, maka tidaklah mereka memiliki kekuasaan untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak pula dapat memindahkannya.’ Yang mereka seru itu mencari sendiri jalan yang lebih dekat menuju Rabb-nya, dan mereka mengharapkan rahmat serta takut akan adzab-Nya. Sesungguhnya adzab Rabb-mu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.” (QS. Al-Israa’: 56-57)

3. Tidak mengkafirkan orang-orang musyrik, atau meragukan kekafiran mereka, atau membenarkan pendapat mereka.
Siapa saja tidak mengkafirkan orang musryik, atau ragu akan kekafiran mereka, atau membenarkan ajaran mereka, maka dia kafir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam…” (QS. Ali ‘Imran : 19)

Termasuk juga seseorang yang memilih kepercayaan selain Islam, seperti Yahudi, Nasrani, Majusi, Komunis, sekularisme, Masuni, Ba’ats atau keyakinan (kepercayaan) lainnya yang jelas kufur, maka ia telah kafir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imran : 85)

Hal ini dikarenakan Allah Ta’ala telah mengkafirkan mereka, namun ia menyelisihi Allah dan Rasul-Nya, ia tidak mau mengkafirkan mereka, atau meragukan kekufuran mereka, atau ia membenarkan pendapat mereka, sedangkan kekufuran mereka itu telah menentang Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

“Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah : 6)

4. Meyakini adanya petunjuk yang lebih sempurna dari Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Siapa saja meyakini bahwa petunjuk (ajaran agama) selain petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam lebih lengkap dari pada petunjuk beliau, atau hukum selain hukum beliau lebih baik daripada hukum beliau, maka dia kafir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ

"Apakah hukum Jahiliyyah yang mereka kehendaki? Dan (hukum) siapakah yang lebih daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. Al-Maa-idah : 50)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

“… Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Maa-idah : 44)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“… Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Maa-idah : 45)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“… Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Maa-idah : 47)

5. Tidak senang dan membenci hal-hal yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, meskipun ia melaksanakannya.
Siapa saja membenci ssesuatu yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wa Sallam walau pun dikerjakannya, maka dia kafir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَّهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ

“Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang di-turunkan Allah (Al-Qur-an), lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS. Muhammad : 8-9)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ ارْتَدُّوا عَلَىٰ أَدْبَارِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى ۙ الشَّيْطَانُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَىٰ لَهُمْ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لِلَّذِينَ كَرِهُوا مَا نَزَّلَ اللَّهُ سَنُطِيعُكُمْ فِي بَعْضِ الْأَمْرِ ۖ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِسْرَارَهُمْ فَكَيْفَ إِذَا تَوَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمُ اتَّبَعُوا مَا أَسْخَطَ اللَّهَ وَكَرِهُوا رِضْوَانَهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ

“Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (murtad) setelah jelas petunjuk bagi mereka, syaithan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): ‘Kami akan mematuhimu dalam beberapa urusan,’ sedangkan Allah mengetahui rahasia mereka. Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka dan punggung mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka.” (Q S.Muhammad : 25-28)

6. Menghina atau mengolok-olok Islam
Siapa saja mengolok-olok sesuatu dari agama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wa Sallam, atau pahalanya, atau siksanya, maka sungguh dia telah kafir sesua ijma' para ulama.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ إِن نَّعْفُ عَن طَائِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ

“… Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang lain) di sebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS. At-Taubah : 65-66)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَىٰ مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaithan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zhalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (QS. Al-An’aam : 68)

7. Melakukan Sihir
Sihir, siapa saja melakukannya atau meridhainya, maka dia kafir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ

“…Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: ‘Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir…’” (QS. Al-Baqarah: 102)

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ.

"Sesungguhnya jampi, jimat dan tiwalah (pelet) adalah perbuatan syirik.’” (HR. Abu Dawud no. 3883)

8. Membantu dan menolong orang musryik dalam rangka memerangi kaum Muslimin. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin bagimu; sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Maa-idah : 51)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِّنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang yang membuat agamamu menjadi buah ejekan dan permainan sebagai pemimpin, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu dan dari orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertawakkallah kepada Allah jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maa-idah : 57)

9. Meyakini bahwa manusia bebas keluar dari syari’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam.
Siapa saja meyakini bahwa sebagian orang diberi keleluasaan untuk keluar dari ajaran Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wa Sallam, maka dia kafir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا

“Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua…’” (QS. Al-A’raaf : 158)

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada ummat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Saba’: 28)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan tidaklah Kami mengutusmu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiyaa’: 107)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.” (QS. Ali ‘Imran : 83)

Dan dalam hadits disebutkan :

وَاللهِ، لَوْ أَنَّ مُوْسَى حَيًّا لَمَا وَسِعَهُ إِلاَّ اتِّبَاعِيْ.

“Demi Allah, jika seandainya Musa q hidup di tengah-tengah kalian, niscaya tidak ada keleluasaan baginya kecuali ia wajib mengikuti syari’atku.” (Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Irwaa’ (VI/34, no. 1589))

10. Berpaling dari agama Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tidak mau mempelajarinya dan tidak juga mengamalkannya. 
Yang dimaksud dari berpaling yang termasuk pembatal dari pembatal-pembatal keislaman adalah berpaling dari mempelajari pokok agama yang seseorang dapat dikatakan Muslim dengannya, meskipun ia jahil (bodoh) terhadap perkara-perkara agama yang sifatnya terperinci. Karena ilmu terhadap agama secara terperinci terkadang tidak ada yang sanggup melaksanakannya kecuali para ulama dan para penuntut ilmu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنذِرُوا مُعْرِضُونَ

“… Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” (QS. Al-Ahqaaf : 3)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا ۚ إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنتَقِمُونَ

“Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabb-nya, kemudian ia berpaling daripadanya. Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (QS. As-Sajdah : 22)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaahaa : 124)

Demikianlah penjelasan tentang "10 Pembatal KeIslaman Menurut Al Qur'an dan Hadits", dan perlu diketahui bahwa kesepuluh hal ini bukanlah batasan jumlah. Dr. Shalih Al Fauzan menyebutkan bahwa terdapat sekitar 400 perkara yang dapat membatalkan keIslaman, akan tetapi dipilih sepuluh diantaranya yang paling penting dan tersebar bahayanya di negeri kaum muslimin. Semoga bermanfaat dan semoga Allah memberi taufik untuk menjauhi hal-hal tersebut. 

"Sesungguhnya segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam"


Referensi : 

Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas,

Bagaimana Tata Cara Wudhu Yang Baik Dan Benar

November 17, 2017 Add Comment
Bagaimana Tata Cara Wudhu Yang Baik Dan Benar


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Bagaimana Tata Cara Wudhu Yang Baik Dan Benar


Berwudhu
Perlu kita katahui, shalat tidak akan sah tanpa wudhu, dan wudhu hendaknya menggunakan air yang suci, yakni yang masih berada dalam keadaan asli menurut penciptaanya, seperti, air laut, air sumur, mata air, dan air sungai. Air yang sedikit, apabila terkena najis maka menjadi najis. Adapun air yang banyak maka tidak berubah najis kecuali jika berubah warna, bau atau rasanya.

Dari Ibnu ‘Umar –radhiyallahu ‘anhuma-, Nabi berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لاَ تُقْبَلُ صَلاَةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلاَ صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ

“Tidak ada shalat kecuali dengan thoharoh. Tidak ada sedekah dari hasil pengkhianatan.”(HR. Muslim no. 224.)

An Nawawi –rahimahullah- mengatakan, “Hadits ini adalah nash mengenai wajibnya thoharoh untuk shalat. Kaum muslimin telah bersepakat bahwa thoharoh merupakan syarat sah shalat.” (Syarh Muslim, An Nawawi, 3/102, Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobi, Beirut)

Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لاَ يَقْبَلُ اللهُ صَلاَةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

“Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kamu sampai ia berwudhu.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi)

Tata Cara Wudhu
Mengenai tata cara berwudhu diterangkan dalam hadits berikut :

حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ – رضى الله عنه – دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ». قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَكَانَ عُلَمَاؤُنَا يَقُولُونَ هَذَا الْوُضُوءُ أَسْبَغُ مَا يَتَوَضَّأُ بِهِ أَحَدٌ لِلصَّلاَةِ.

"Humran pembantu Utsman menceritakan bahwa Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu pernah meminta air untuk wudhu kemudian dia ingin berwudhu. Beliau membasuh kedua telapak tangannya 3 kali, kemudian berkumur-kumur diiringi memasukkan air ke hidung, kemudian membasuh mukanya 3 kali, kemudian membasuh tangan kanan sampai ke siku tiga kali, kemudian mencuci tangan yang kiri seperti itu juga, kemudian mengusap kepala, kemudian membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga kali, kemudian kaki yang kiri seperti itu juga. Kemudian Utsman berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau bersabda, “Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini kemudian dia shalat dua rakaat dengan khusyuk (tidak memikirkan urusan dunia dan yang tidak punya kaitan dengan shalat), maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. Ibnu Syihab berkata, “Ulama kita mengatakan bahwa wudhu seperti ini adalah contoh wudhu yang paling sempurna yang dilakukan seorang hamba untuk shalat.”(HR. Bukhari dan Muslim)


Berikut ini adalah urutan-urutan cara berwudu :

1. NIAT DALAM HATI DAN BACA BASMALAH.
 Jika seorang muslim akan berwudhu, maka hendaklah ia niat dengan hatinya, kemudian membaca :

بِسْمِ اللَّهِ

"Dengan Nama Allah."

Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam, yang artinya :

"Tidak (sempurna) wudhu seorang yang tidak menyebut nama Allah (membaca 'bismillah.') padanya." (HR. Ahmad)

Namun apabila ia lupa membaca basmalah, wudhunya tetap sah, tidak batal.

2. Membasuh TELAPAK TANGAN
Kemudian disunahkan membasuh telapak tangannya tiga kali sebelum memulai wudhu, sambil menyelat-nyelat jari jemarinya.

3. BERKUMUR-KUMUR
Kemudian berkumur-kumur, yakni mutar-mutar air di dalam mulut, kemudian mengeluarkannya. Dan disunnah kan melakukannya sebanyak tiga kali.

4. ISTINSYAQ dan ISTINTSAR 
Kemudian istinsyaq (memasukkan air dalam hidung), yakni menghirup air ke hidug dengan nafasnya, lalu mengeluarkannya kembali. Hiruplah air dari tangan kanan, lalu keluarkan dengan memegang hidung dengan tangan kiri. Penj. (Menyatukan (menggabungkan) antara berkumur dan menghirup air ke hidung dengan satu telapak tangan kanan.) (Muttafaq 'alaih). Hal ini disunnahkan melakukannya sebanyak tiga kali dan disunnahkan untuk istinsyaq dengan kuat, kecuali jika sedang berpuasa, karena dikhawatirkan air akan maasuk ke perutnya. 

Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, yang artinya :

"Bersangatanlah (lakukanlah dengan kuat) dalam istinsyaq, kecuali jika engkau sedang berpuasa." (HR. Abu Dawud)

5. Membasuh WAJAH
Kemudian membasuh wajah (disunnahkan melakukannya sebanyak tiga kali). Adapun batasan wajah adalah :
  • Panjangnya mulai dari awal tempat tumbuh rambut kepala hingga dagu dimana jenggot terhurai.
  • Lebarnya dari telinga yang satu hingga ke telinga lainnya.
  • Rambut yang ada di wajah, dan kulit di bawahnya wajib di basuh, jika rambut itu tipis. 
Adapun jika rambut itu tebal, maka wajib dibasuh permukaan rambut itu saja. Akan tetapi disunnahkan untuk menyelat-nyelatinya (dengan jari-jemari). Ini berdasarkan perbuatan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang menyelat0nyelati jenggotnya ketika wudhu. (HR. Abu Dawud)

6. Membasuh KEDUA TANGAN
Kemudian membasuh kedua tangannya, berikut kedua sikunya, berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yang artinya :

"Dan (basuhlah) tanganmu sampai ke siku." (QS. AL-Maa-idah : 6)
Hal ini disunnahkan melakukannya sebanyak tiga kali, dan disunnahkan juga mendahulukan yang kana dengan menggosok-gosok keduanya.

7. MENGUSAP KEPALA dan KEDUA TELINGA
Kemudian mengusap kepala dan kedua telinganya satu kali. Ini dilakukan mulai dari depan kepalanya, lalu (kedua tanganya) diusapkan hingga sampai ke bagian belakang kepalanya (tengkuk), kemudian kembali lagi mengusapkan tangannya hingga bagian depan kepalanya. 
Kemudian memasukan kedua jari telunjuk kelobang telinga dan dengan ibu jari mengusap bagian belakang telinga. 

8. Membasuh KEDUA KAKI
Kemudian membasuh kedua kakinya, berikut kedua mata kakinya, berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yang artinya :

"Dan (basuh) kedua kakimu sampai dua mata kaki." (QS. Al-Maa-idah : 6)

Kedua mata kaki wajib dibasuh bersamaa dengan membasuh kaki.
  • Orang yang tangannya atau kakinya terputus, maka ia wajib membasuh bagian badan yang tersisa, yang termasuk wajib dibasuh. Apabila tangan atau kakinya seluruhnya terputus, maka ia hanya wajib membasuh ujungnya saja.
Hal ini disunnahkan melakukanya sebanyak tiga kali.

9. Membaca DO'A
Setelah selesai wudhu, kemudian membaca do'a :


اَشْهَدُ اَنْ لآّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ 

"Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bangi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad dalah hamba dan Rasu-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat, dan jadikan pula aku termasuk orang-orang yang membersihkan diri." (HR. Muslim)

10. WUDHU secara TARTIB
Orang yang berwudhu wajib membasuh anggota-anggota wudhunya secara berurutan (tartib) dan berturut-turut, yakni jangan menunda-nunda mambasuh suatu anggota wudhu hingga anggota wudhu yang sudah dibasuh sebelumnya mengering.


Demikianlah urutan-urutan "Bagaimana Tata Cara Wudhu Yang Baik Dan Benar" semoga bermanfaat bagi kita semua..

"Sesungguhnya segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."


Referensi :

Shifatul Wudhu, Raaja'ahaa Fadhiilatusy Syaikh Al-Allamatu Abdullah bi Abdirraahman al-jibrin

Bacaan Surat Al Kautsar Beserta Artinya

November 14, 2017 Add Comment
الكوثر
AL-KAUTSAR
(Nikmat Berlimpah) 
Surat ke-108 : 3 ayat

Bacaan Surat Al Kautsar Beserta Artinya

Muqaddimah : Surat Al Kautsar terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah diturunkan sesudah surat Al 'Aadiyaat. Dinamai "Al Kautsar" (nikmat berlimpah) diambil dari perkataan Kautsar yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat ini sebagai penghibur hati Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam.
Pokok-pokok isinya : Allah telah melimpahkan nikmat yang banyak karena itu bersembahyang dan berkorbanlah; Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam akan mempunyai pengikut yang yang banyak sampai hari kiamat dan akan mempunyai nama yang baik di dunia dan di akhirat, tidak sebagai yang dituduhkan pembenci-pembencinya.


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Bismilllahir rahmaanir rahim
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."


إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ﴿١

1. Innaa a'thainaakal kautsar
"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak."

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ﴿٢

2. Fa shalli li rabbika wanhar 
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah." 

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ ﴿٣

3. Inna syaani'aka huwal abtar 
"Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus."


Penutup : Surat Al Kautsar menganjurkan agar orang selalu beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan berkorban sebagai tanda bersyukur atas nikmat yang telah dilimpahkan-Nya.

Hubungan Surat Al Kautsar dengan Surat Al Kafirun :
  • Dalam surat Al Kautsar Allah memerintahkan agar memperhambakan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sedang dalam Surat Al Kafirun perintah tersebut ditandaskan lagi.


Referensi :

Tafsir Al-'USYR AL-AKHIR dari Al Qur'an Al Karim

Bacaan Surat Al-Kafirun Dan Artinya

November 14, 2017 Add Comment
الكافرون
AL-KAAFIRUUN
(Orang-orang Kafir) 
Surat ke-109 : 6 ayat

Bacaan Surat Al Kafirun Dan Artinya

Muqaddimah : Surat Al-Kafirun terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Maa'uun. Dinamai "Al Kafirun" (orang-orang kafir), diambil dari perkataan "Kafirun" yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya : Pernyataan Tuhan yang disembah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan pengikut-pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir, dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Bismilllahir rahmaanir rahim
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."


قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ﴿١

1. Qul yaa ayyuhal kaafiruun 
"Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,"

لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢

2. Laa a'budu maa ta'buduun 
"Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah."

وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٣

3. Wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud 
"Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah."

وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤

4. Wa laa ana 'aabidum maa 'aabattum 
"Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,"

وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٥

5. Wa laa antum 'aabiduuna ma a'bud 
"dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah."

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦

6. Lakum diinukum wa liya diin 
"Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".


Penutup : Surat Al Kafirun mengisyaratkan tentang habisnya semua harapan orang-orang kafir dalam usaha mereka agar Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam meninggalkan da'wahnya.

Hubungan Surat Al Kafirun dengan Surat An Nashr :
  • Surat Al Kafirun menerangkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tidak akan mengikuti agama orang-orang kafir, sedang dalam Surat An Nashr diterangkan bahwa agama yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam akan berkembang dan menang.


Referensi :

Tafsir Al-'USYR AL-AKHIR dari Al Qur'an Al Karim

Bacaan Surat An-Nashr Beserta Artinya

November 14, 2017 Add Comment
النصر
AN-NASHR
(Pertolongan) 
Surat ke-110 : 3 ayat


Muqaddimah : Surat An Nashr terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah yang diturunkan di Mekah sesudah surat At Taubah. Dinamai "An Nashr" (pertolongan) diambil dari perkataan "Nashr" yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Pokok-pokok isinya: Janji bahwa pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan datang dan Islam akan mendapat kemenangan; perintah dari Tuhan agar bertasbih memuji-Nya, dan minta ampun kepada-Nya di kala terjadi peristiwa yang menggembirakan.


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Bismilllahir rahmaanir rahim
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

إِذَا جَاء نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ ﴿١

1. Idzaa jaa'a nasrullaahi wal fath 
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,"

وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا ﴿٢

2. Wa ra'aita naasa yadkhuluuna fii diinillahi afwaajaa 
"dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,"

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا ﴿٣

3. Fa sabbih bi hamdi rabbika wastaghfirhu innahuu kaana tawwaba 
"maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat."


Penutup : Surat ini mengisyaratkan bahwa tugas Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam sebagai Rasul telah mendekati akhirnya.

Hubungan Surat An Nashr dengan Surat Al Lahab :
  • Surat An Nashr menerangkan tentang kemenangan yang diperoleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan pengikut-pengikutnya, sedang Surat Al Lahab menerangkan tentang kebinasaan dan siksaan yang akan diderita oleh Abu Lahab dan isterinya sebagai orang-orang yang menentang Nabi.

Referensi :

Tafsir Al-'USYR AL-AKHIR dari Al Qur'an Al Karim

Bacaan Surat Al-Lahab Beserta Artinya

November 14, 2017 Add Comment
اللهب
AL-LAHAB
(Gejolak Api) 
Surat ke-111 : 5 ayat

Bacaan Surat Al-Lahab Beserta Artinya

Muqaddimah : Surat ini terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Fath. Nama "Al Lahab" diambil dari kata "Lahab" yang terdapat pada ayat ketiga surat ini yang artinya gejolak api. Surat ini juga dinamakan surat "Al Masad".
Pokok-pokok isinya : Cerita Abu Lahab dan isterinya yang menentang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Keduanya akan celaka dan masuk neraka. Harta Abu Lahab, tak berguna untuk keselamatannya demikian pula segala usaha-usahanya.


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Bismilllahir rahmaanir rahim
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ ﴿١

1. Tabbat yada abee lahabiw wa tabb 
"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa." 

مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ ﴿٢

2. Ma aghnaa 'anhu maaluhu wa maa kasab 
"Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan."

سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ ﴿٣

3. Sa yashlaa naaran dzaata lahab
"Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak."

وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ ﴿٤

4. Waimra'atuhuu hammalatal hathab 
"Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar."

فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍ ﴿٥

6. Fii jiidihaa hablum mim masad 
"Yang di lehernya ada tali dari sabut."


Penutup : Surat Al Lahab menjelaskan kegagalan lawan-lawan Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

Hubungan Surat Al Lahab dengan Surat Al Ikhlash :
  • Surat Al Lahab mengisyaratkan bahwa kemusyrikan itu tidak dapat dipertahankan dan tidak akan menang walaupun pendukung-pendukungnya bekerja keras. Surat Al Ikhlash mengemukakan bahwa tauhid dalam Islam adalah tauhid yang semurni-murninya.

Referensi :

Tafsir Al-'USYR AL-AKHIR dari Al Qur'an Al Karim

Bacaan Surah Al-Ikhlas Dan Artinya

November 14, 2017 Add Comment

الإخلاص
AL-IKHLASH
(Mengesakan Allah) 
Surat ke-112 : 4 ayat


Bacaan Surah Al-Ikhlas Dan Artinya

Muqadddimah : Surat ini terdiri dari 4 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan setelah surat An Naas. Dinamakan "Al Ikhlash" karena surat ini sepenuhnya menegaskan kemurnian keesaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Pokok-pokok isinya : Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menolak segala macam kemusryikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya.


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Bismilllahir rahmaanir rahim
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."


قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١

1. Qul huwa allaahu ahad
"Katakanlah : Dia-lah Allah, Yang Maha Esa"

اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢

2. Allaahush shamad
"Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu."

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣

3. Lam yalid wa lam yuulad
"Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan."

وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤

4. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad
"Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."


Penutup : Surat Al Ikhlash ini menegaskan kemurnian keesaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Hubungan Surat Al Ikhlash dengan Surat Al Falaq :
  • Surat Al Ikhlash menegaskan kemurnian keesaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sedangkan Surat Al Falaq memerintahkan agar semata-mata kepada-Nya-lah orang memohon perlindungan dari segala macam kejahatan.

Referensi :

Tafsir Al-'USYR AL-AKHIR dari Al Qur'an Al Karim