Penjelasan Tentang Keutamaan Dan Kedudukan Sholat Dalam Islam

Oktober 26, 2017
Penjelasan Tentang Keutamaan Dan Kedudukan Sholat Dalam Islam

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Yang pertama perlu kita ketahui "Apa itu shalat?"

Pengertian shalat menurut bahasa dan istilah :
Shalat menurut bahasa adalah do'a atau do'a dengan kebaikan, sedangkan menurut istilah artinya beberapa ucapan dan perbuatan yang dibuka dengan takbir dan diakhiri dengan salam. 

Dengan demikian, Shalat merupakan hubungan secara langsung antara hamba dengan Tuhannya, dengan maksud untuk mengagungkan dan bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan rahmat dan istighfar untuk memperoleh berbagai manfaat yang kembali untuk dirinya sendiri didunia dan akhirat. Hal ini menunjukan betapa ibadah shalat merupakan ibadah yang agung, dimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan shalat sebagai ibadah yang paling agung setelah membaca dua kalimat syahadat.

Keutamaan Shalat Dalam Islam
Nabi Muhammad Sahallallahu Alaihi Wassalam sendiri mengatakan bahwa shalat merupakan qurratu 'ainihi, yaitu sesuatu yang paling Beliau dambakan. Dan lebih dari itu, shalat adalah ibadah yang Beliau wasiatkan kepada umatnya diakhir hayatnya. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam juga menjdikan shalat sebagai pembeda antara kekafiran dan ke Islaman, antara kemunafikan dan keimanan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan demikian itu adalah agama yang lurus." (QS. al-Bayyinah : 5).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mewajibkan shalat kepada semua umat-umat terdahulu, seperti yang Dia perintahkan melalui para nabi-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman melalui Nabiyullah Ibrahim allaihissalam yang artinya : 

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." (QS. Ibrahim : 40).

Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman melalui Nabiyullah Ismail alaihissalam:

(54)وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا
(55)وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا

 "Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam al-Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rosul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia addlah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya." (QS. Maryam : 54-55). 

Dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala  berfirman melalui Nabiyullah Musa alaihissalam yang berbunyi : 

"Maka, ketika ia datang ke tempat api itu, ia di panggil : "Hai Musa. Sesungguhnya Aku ini Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan ditrikanlah shalat untuk mengingat Aku." (QS. Thahaa : 11-14).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman melalui Nabiyullah Isa alaihissalam yang artinya :

"Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup." (QS. Maryam : 31).

Kedudukan Shalat dalam Islam
Shalat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang ke dua diantara lima, di mana Islam dibangun diatasnya. Diriwiyatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata, "Islam dibangun atas lima hal; kesaksian tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat , menunaikan zakat, puasa Ramadhan, pergi haji bagi yang mampu."

Shalat merupakan puncak tertinggi di antara ibadah-ibadah lain, karena ibadah perintah syari'at diturunkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam melalui malaikat Jibril allaihissalam, kecuali ibadah shalat. Khusus ibadah shalat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala langsung memberikan Khitab-Nya kepada Nabi-Nya, Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam ketika Beliau melakukan perjalanan Isra menembus langit ke tujuh menuju Sidratul Muntaha. Allah Subhanahu Wa Ta'ala  memerintahkan Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam untuk mengerjakan shalat dengan perintah-Nya langsung, tanpa perantara. Semua itu menunjukan bahwa shalat adalah ibadah yang memiliki kedudukan yang sangat agung, selain itu untuk menunjukan kepada mahkluk betapa pentingnya ibadah shal dalam kehidupan mereka dalam hal mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda, yang artinya : 

"Kemudian ia (Jibril) pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha, dan (aku lihat) daun-daunya seperti telinga gajah, buah-buahannya seperti tempayan, ketika perintah Allah memenuhi Sidratul Muntaha maka Sidratu Muntaha berubah tidak ada seorangpun dari mahkluk Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang mampu melukiskan keindahanya. Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala mewahyukan apa yang Ia wahyukan, Maka Dia mewajibkan atasku shalat lima puluh waktu sehari semalam, kemudian aka turun menemui Musa ia berkata, "Apa yang diwajibkan Tuhan atas umatmu?" Aku berkata, "Lima puluh shalat." Ia berkata, "Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, sesungguhnya umatmu tidak mampu untuk itu." Kemudian aku kembali kepada Tuhanku dan dikurangi atasku menjadi lima. Berkata (Rasullalah) dan aku terus kembali antara Tuhanku dan Musa sampai ia berkata, "Wahai Muhammad, sesungguhnya shalat (yang diwajibkan) lima shalat sehari semalam, satu shalat bernilai sepuluh yang demikian itu (berarti) lima puluh shalat."
(HR. Imam al-Tirmidzi) 

Diriwayatkan dari Muadz bin Jabal Radhiayallahu Anhu, sesungguhnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda, yang artinya :

"Pokok perkara Islam dan pondasinya adalah shalat dan tulang punggungya adalah jihad."
(HR. Imam al-Thirmidzi)

Kita juga dapat mengetahui betapa pentingnya kedudukan shalat dalam Islam dari ancaman Allah Subhanahu Wa Ta'ala bagi orang yang meningglakan shalat berupa siksa yang amat pedih. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya : 

"Apakah yang memasukan kamu kedalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab, "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat." (QS. al-Mudatsir : 42-43).

Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman, yang artinya : 

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatny." 
(QS. al-Ma'uun : 4-5).

Dalam surat dan ayat yang lain, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

(59) فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan mempeturutkan hawa nafsunya, maka mereka akan menemui kesesatan." (QS. Maryam : 59)

Diriwayatkan dari Makhal bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda, yang artinya :

"Barang siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka ia lepas dari jaminan Allah dan Rasul-Nya." (HR. Imam Ahmad).

Diriwayatkan dari Buraidah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda, yang artinya :

"Yang membedakan antara kita dan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkan shalat, maka ia telah kafir." (HR. Lima Imam Hadist 'al-Khamsah', Ibnu Hibban dan al-Hakim.) Ket. Menurut al-'Iraqi hadits ini shahih. 


Demikianlah rincian singkat "Penjelasan Tentang Keutamaan Dan Kedudukan Sholat Dalam Islam" semoga setelah kita membaca dan memahaminya, Allah memberikan Hidayah serta Petunjuk kepada kita semua atas segala Perintah-Nya dan Larangan-Nya, sehingga kita mampu mempraktekanya dalam kehidupan sehari-hari. 

"Sesungguhnya segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."


Referensi :

Dar Raudhah li an-Nasyr wa at-Tauzi, Ahmad bin Salim Baduewilan, Cetakan : Pertama, 1425/2005M 



Artikel Terkait

First