Amalan-Amalan Setelah Shalat Sesuai Sunnah

Oktober 31, 2017
Amalan-Amalan Setelah Shalat Sesuai Sunnah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Berikut adalah Amalan-Amalan Setelah Shalat yang benar sesuai contoh dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam :


1. ISTRIGFAR Setelah SALAM
Setelah salam, Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam selalu mengucapkan istigfar :

أَسْتَغْفِر ُاللهَ

"Aku mohon ampun kepada Allah." (Tiga kali).

Dan beliau membaca :

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمُ وَأَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ

"Ya Allah, Engkau-lah as-salaam (pemberi keselamatan). Dari-Mu-lah keselamatan. Mahasuci engkau, wahai Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan." (HR. Muslim)

Dua bacaan diatas beliau ucapkan sebelum menghadap kepada para makmum, ketika beliau menjadi imam. Tegasnya, beliau tetap menghadap kiblat sekesar membaca du bacaan diatas.

2, BERPALING menghadap para MAKMUM
Kemudian Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam berpaling menghadpkan mukanya kepada para makmum, ketika berpalng kepada makmum, seringnya beliau memutar tubuhnya ke arah kanan (180 derajat). Namun kadang-kadang beliau memutarnya ke arah kiri (180 derajat).

3.Disyari'atkan DZIKIR setelah SHALAT
Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam telah mensyari'atkan dzikir setelah shalat bagi umatnya. Di antaranya :

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

"Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah. Bagi-Nya-lah seluruh kerajaan, dan bagi-Nay-lah segala puji. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya (untuk melkukan ketaatan) dan tidak ada kekuatan (untuk meninggalkan kemaksiatan) kecuali dengan (pertolongan) Allah. Tidak ada ilah yang berhak diibadhi dengan benar kecuali Allah. Kami tidk beribdah, kecuali kepada-Nya. Milik-Nya-lah segala kenikmatan, dan hanya milik-Nya-lah segala karunia, dan hanya bagi-Nya-lah segala sanjungan yang baik. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, dan kami beribadah dengan memurnikan niat bagi-Nya semata, sekalipun orang-orang kafir menaruh kebencian." (HR. Musilm)

Kemudian Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam membaca :

سُبْحَانَ اللهِ

"Mahasuci Allah." (Tiga puluh tiga kali)

Dan membaca :

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ 

"Segala puji bagi Allah." (Tiga puluh tiga kali)

Dan membaca :

الله أكبر 

"Allah Mahabesar." (Tiga puluh tiga kali)

Dan untuk menyempurnakannya menjadi seratus, Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengucapkan :

لآ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

"Tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi dengan benar kecuali Allah yang Maha Esa, tdak ada sekutu bagi-Nya. Hanya bagi-Nya-lah kerajaan, hanya bagi-Nya-lah segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." (HR. Muslim)

Kemudian Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam membaca ayat Kursi, yakni firman Allah Ta'ala :

اَللهُ لآاِلهَ اِلاَّ هُوَاْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ ج لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ ط لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَمَافِى اْلاَرْضِ قلى مَنْ ذَالَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَه اِلاَّبِاِذْنِه ط يَعْلَمُ مَابَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ ج وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِه اِلاَّبِمَاشَآءَ ج وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموَاتِ وَاْلاَرْضَ ج وَلاَيَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَالْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ 

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. Al-Baqarah : 225)

Kemudian membaca surat Al-Ikhlas :

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ ﴿٤


"Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (1). Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu (2). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan (3).  Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia (4)." (QS. Al-Ikhlas : 1-4)


Dan membaca surat Al-Falaq  :

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥﴾٥ 

"Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh (1), dari kejahatan makhluk-Nya (2), dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita (3), dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul (4), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki (5)." (QS. Al-Falaq : 1-5)

Dan membaca surat An-naas  :

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ  وَالنَّاسِ (6

"Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia (1).Raja manusia (2). Sembahan manusia (3). Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi(4), 
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia (5), dari (golongan) jin dan manusia (6)." (QS. An-naas : 1-6)

Ayat-ayat diatas dibaca setiap kali setelah selesai shalat fardhu. (HR. Abu Dawud). Masing-masing surat disunahkan dibaca tiga kali setelah shalat Maghrib dan Shubuh.

4. Disyari'atkan SHALAT SUNNAH sebelum dan sesudah SHALAT FARDHU
Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mensyari'atkan shalat sunnat bagi umatnya sebelum dan sesudah 
shalat fardhu, secara umum, yang disebut shalat sunnah rawaatib. Beliau bersabda :

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الجَنَّةِ

"Barang siapa shalat (sunnah) rawatib dua belas raka'at sehari semalam, maka Allah membangunkan sebuah rumah baginya di Surga." (HR. Ahmad no. 6360)

Dua belas reka'at itu yaitu :
  • Dua raka'at sebelum shalat Fajar (Shubuh)
  • Empat raka'at sebelum shalat Zhuhur, dan dua reka'at setelahnya
  • Dua raka'at setelah shalat Maghrib
  • Dua raka'at setelah shalat 'Isya'
Disunnahkan pula shalat sunnah empat raka'at sebelum 'Ashar, dua raka'at sebelum Maghrib, dan dua reka'at sebelum 'Isya. Ada hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam shahih yang menunjukan hal ini.

Yaitu : 

بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ

"Di antara dua adzan (adzan dan iqamat) ada shalat." (HR. al-Bukhari)

Ket. Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengucapkan tiga kali, dan setelah itu beliau bersabda : "Bagi orang yang mau."

Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam pun mendorong umatnya untuk membiasakan shalat sunnah yang mudah mereka lakukan. Diantaranya shalat malam, shalat Dhuha, shalat tarawih di bulan Ramadhan, dan selainya yang shahih dari Nabi Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

5. Dalam shalat, wanita melakukan segala sesuatunya sama dengan laki-laki
Jadi secara umum tidak ada yang dikecualikan. Perbedan itu hanya dalam beberapa masalah saja, seperti pakaian yang menutup aurat dan masalah bacaan. Dalam hal ini, laki-laki mengeraskan bacaanya pada shalat-shalat jahriyyah, sedangkan wanita itu disunnahkan untuk membacanya secara siir (lirih, tidak dengan suara keras).

6. Inilah yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala mudahkan dalam penyusunan tata cara shalat Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam dari takbir hingga salam

Sebagaimana yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Beliau bersabda :

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

"Shalatlah kalian (dengan tata cara) sebagaimana yang kalian lihat dariku ketika aku shalat." (HR. Muttafaq 'alaih)

Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengabarkan bahwa shalat adalah penyejuk mata beliau dapat beristirahat.

Seorang muslim wajib menjaga shalatnya sebagaimana mestinya, sehingga shalatnya dapat jadi penerang dan penyelamat baginya dihari Kiamat dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Wallaahu a'lam. 

"Sesungguhnya segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam."

Semoga bermanfaat..

Referensi :

Shifatu Shalatun Nabiyyi minat Takbiiri ilat Tasliim, 'Abdullah bin 'Abdurrahman al-Jibrin, Darul Wathan.


Artikel Terkait

Previous
Next Post »