Sifat Shalat Nabi Dari Takbir Sampai Salam

Oktober 30, 2017
Sifat Shalat Nabi Dari Takbir Sampai Salam

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Berikut adalah urutan-urutan beserta bacaan shalat menurut hadist dari Sifat Shalat Nabi Dari Takbir Sampai Salam.

1. BESUCI
Apabila hendak melakukan shalat, seorang muslim diwajibkan untuk bersuci terlebih dahulu dari hadats kecil maupun hadats besar. Hadats besar dapat hilang dengan melakukan mandi jinabat, sedangkan hadats kecil akan hilang dengan melakukan wudhu'. Hendaklah ia menyempurnakan wudhu'nya sebagaimana wudhu' Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

2. SUTRAH (Penghalang/Pembatas)
Ia memulai dengan menjadikan sesuatu sebagai  sutrah (penghalang/pembatas) dimana ia shalat dengannya. (HR. Al- Bukhari). Hal ini dilakukan apabila ia menjadi imam atau ia shalat sendirian (tinggi sutrah minimal 46,2cm, lihat kitab al-Qaulul Mubir).

3. Meluruskan SHAFF/Barisan
Kemudian apabila menjadi imam, hendaklah ia menoleh ke kanan seraya berkata, "Istawuu (luruskan)," dan menoleh ke kiri seraya mengucapkan, "Istawuu (luruskan)." Ket. Istawuu adalah kata silsilah ash-Shahiihah-Mukhtasharah (no.3955)

4. BERDIRI dan NIAT di dalam hati
Kemudian ia menghadapkan seluruh badannya ke Kiblat (lihat gambar 1),
dan niat dengan hatinya untuk mengerjakan shalat yang ia kehendaki.
Jangan melafazhkan niatnya dengan mengucapkan, "Ushallii Lillaahi shalaata kadzaa wa kadzaa..(saya niat karena Allah untuk shalat anu..anu..)," karena melafazhkan niat itu mengada-ada dalam urusan agama.


5. TAKBIRATUL IHRAM
Kemudian melakukan takbiratul ihraam, yakni mengucapkan;

الله أَكْبَ
"Allah Mahabesar"

Kedua tangan diangkat dengan merapatkan jari jemari dan dibentangkan (tidak mengepal). Kedua telapak tangannya dihadapkan ke kiblat, dan diangkat setinggi bahu atau sejajar kedua daun telinganya. (HR. Muttafaq 'alaih) (Lihat gambar 2)

  • Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam suka mengeraskan bacaan takbiratul ihram hingga didengar oleh orang yang berada di belakangnya. Beliau terkadang mengangkat tangannya bersamaan dengan ucapan takbiratulihram, terkadang pula setelahnya, dan terkadang-kadang sebelumnya. Jika beliau menjadi imam, maka orang yang menjadi makmum dibelakang beliau mengikuti takbirnya dengan mengucapkan, "Allahu Akbar". Dan ketika tegak berdiri, pandangan matanya beliau arahkan ke tempat sujudnya. (HR. Al-Baihaqi dan al-Hakim) (lihat gambar 3)

6. Membaca DOA IFTITAH
Kemudian beliau diam sebentar untuk kemudian membaca do'a iftitah. Di antara do'iftitah yang diriwayatkan dari beliau :

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ

"Ya Allah, jauhkanlah bantara aku dan dosa-dosaku sebagaimana engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari dosa-dosaku sebagaimana baju yang putih dibersihkan dari kotoran-kotoran. Ya Allah, sucikanlah aku dari dosa-dosaku dengan air, salju dan es." (HR. Al- Bukhari)

Terkadang beliau juga membaca do'a iftitah berikut ini : 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ


"Mahacuci Engkau ya Allah, (aku) memuji-Mu. Mahasuci nama-Mu, Mahatinggi keagungan-Mu, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau." (HR. Abu Dawud)

Terkadang pula dengan bacaan berikut :

اللهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ، وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

"Ya Allah, Rab Jibril, Mika-il dan Israfil. (Wahai) Yang Menciptakan langit dan bumi. Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Engkau lah yang memberi keputusan di anatara hamba-hamba-Mu pada apa yang mereka perselisihkan. Tunjukilah aku Dengen izin-Mu untuk meniti kebenaran apa yang diperselisihkan. Sesungguhnya Engkau menunjuki siapa saja yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus." (HR. Muslim dan Abu 'Awanah)

Terkadang pula dengan Do'a Iftitah yang lain, yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Yang utama adalah seseorang membaca satu do'a iftitah tersebut di satu waktu, dan membaca do'a iftitah yang lainnya di waktu yang lain.

7. ISTIAADZAH (Mohon Perlindungan)
Kemudian membaca isti'aadzah (memohon perlindungan) kepada Allah dari syaitan yang terkutuk, dengan ucapan :

أعوذُ باللهِ مِنَ الشيطانِ الرَّجِيمِ من هَمْزِه، ونَفْخِه، ونَفْثِه

"Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk, dari godaannya, kesombongannya dan bisikannya yang tercela." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan ad-Daruquthni)

Atau dengan ucapan :

أعوذُ باللهِ السَّمِيعِ العَلِيمِ مِنَ الشيطانِ الرَّجِيمِ

"Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari syaitan yang terkutuk." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

8. Membaca BASMALAH
Kemudian membaca basmalah dengan mengucapkan :

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

"Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

Nabi Shalllallahu Alaihi Wa Sallam mensirkan (tidak mengeraskan) bacaan basmalahnya, dan tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa beliau terus-menerus mengeraskan basmalahnya. Akan tetapi beliau terkadang memperdengarkannya kepada makmum dengan bacaan yang sir, yakni tidak terlalu mengeraskannya, sehingga bacaan basmalah beliau tidak akan terdengar kecuali oleh orang yang dekat saja.

9. Membaca Surat AL-FAATIHAH
Kemudian beliau membaca surat al-Faatihah, yaitu :

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاالضَّالِّينَ(٧)٧

"Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai Hari Pembalasan. Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah, dan hanya kepada Engkau-lah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engakau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (QS. AL-Fatihah)

Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam berhenti pada setiap akhir ayat, (HR. Abu Dawud no 4001) tidak menyambungkan ayat yang satu dengan ayat setelahnya.

10. Mengucapkan "AAMIIN"
Setelah membaca al-Faatihah, Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengucapkan "aamiin" dengan keras pada shalat Jahryyaah, diikuti oleh makmum hingga masjid bergema.
  • Setelah membaca al-Faatihah, beliau diam sebentar.

11. Membaca SALAH SATU SURAT atau AYAT dari AL-QUR'AN
Kemudian beliau membaca sebagian dari al-Qur'an. Terkadang beliau membaca satu surat secara lengkap dalam setiap raka'at, dan inilah yang umumnya beliau lakukan. Terkadang beliau membaca satu surat saja yang diselesaikan dalam du raka'at. Dan kadang-kadang beliau hanya membaca sebagian ayat saja dari satu surat dalam al-Qur'an. Beliau membaca surat tersebut dengan cara berhenti pada setiap akhir ayat, tidak menyambungkan suatu ayat dengan ayat berikutnya.
  • Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam membaca al-Faatihah dan surat yang dibaca setelahnya dengan keras pada shalat Shubuh, dan pada dua raka'at pertama dari shalat Maghrib dan 'Isya'. Sedangkan pada shalat Zhuhur dan 'Ashar, beliau mensirkannya.
  • Setelah selesai membaca surat dari al-Qur'an, beliau berhenti sejenak, sekira-kira nafasnya kembali tenang, sebelum beliau ruku'.

12. Melalakukan RUKU'
Kemudian beliau mulai ruku', diawalai dengan membaca takbir sambil mengangkat kedua tangan setinggi bahu atau ujung kedua daun telinganya (seperti pada takbiratul ihram). (lihat gambar 4)


Kemudian makmum dibelakang beliau mengikutinya dengan membaca takbir dan mengangkat tangan mereka. Hal ini dilakukan pula bila seorang shalat sendirian. Inilah yang ditunjukan oleh as-Sunnah. Jangan mengikuti pendapat orang yang melarang untuk mengangkat tangan (sebelum ruku'), karena riwayat yang mensunnahkan mengangkat tangan sudah masyur.

Dalam ruku'nya, beliau Shallallahu Alaihi Wa Sallam membungkukkan punggungnya dengan meratakannya. Kepalanya juga rata dengan punggungnya (tidak mendongak, tidak juga terlalu menunduk). Seandainya wadah berisi air deiletakkan di punggungnya, niscaya wadah itu akan diam (tidak tumpah). (Lihat gambar 5)

Beliau memantapkan kedua tangannya pada kedua lututnya , dengan bertumpu pada keduannya, sedangkan jari-jemarinya dibentangkan (tidak dikepalkan). Beliau menjauhkan (merenggangkan) kedua tangannya dari pinggangnya. (lihat gambar 5)
  • Terkadang beliau melamakan ruku'nya. Beliau mengingkari orang yang menyepelekan rukun-rukun sholat. Beliau pun melarang orang yang (ruku'nya atau sujudnya) seperti burung gagak yang mematuk makanan, (karena saking gerakannya terlalu cepat, tidak thuma'-ninah).
  • Rasullallah Shallallahu Alaihi Wa Sallam memerintahkan agar mengagungkan Rabb pada ruku', Dan beliau pun mensyari'atkan tasbih padanya, dengan membaca :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ 

"Mahasuci Rabb-ku Yang Mahaagung." 
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah, Abu Dawud dan ad-Daruquthni) Dibaca tiga kali atau lebih. 

Terkadang beliau membaca :

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

"Mahasuci Rabb-ku Yang Mahaagung. Aku memuji-Mu." 
(HR. Abu Dawud) Dibaca tiga kali.

Terkadang pula beliau membaca :

سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ

"Mahasuci Engkau dan Mahabersih (dari apa yang disifatkan oleh orang-orang musyrik), Rabb para Malaikat dan Ruh (Jibril)." (HR. Muslim)

Rasulullah pun suka membaca dzikir-dzikir dan do'a ruku' selain yang tersebut di atas. Rasullullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam melarang membaca al-Qur'an pada ruku' dan sujud.

13. Mengangkat KEPALA dari RUKU'
Kemudian beliau mengankat kepalanya dari ruku' seraya mengangkat kedua tangnnya, sejajar kedua bahu, atau daun telinganya, sambil membaca :

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

"Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya." (HR. Mutafaq 'alaih)

Ini beliau baca ketika menjadi imam atau shalat sendiri. Kemudian setelah berdiri tegak dengan sempurna, beliau membaca :

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ

"Wahai Rabb kami, hanya bagi-Mu-lah segala puji." (HR. Muslim)

Terkadang beliau juga mengucapkan :

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّموَاتِ وَمِلْءُ اْلاَرْضِ وَمِلْءُمَاشِئْتَ مِنْ شَيْئٍ بَعْدُ

"Wahai Rabb kami, hanya bagi-Mu-lah segala puji sepenuh langitdan sepenuh bumi, serta sepenuh segala sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu." (HR. Muslim)
  • Nabi tidak mensyari'atkan makmum untuk mengucapkan :
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

"Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya."

Makmum hanya cukup mengucapkan tahmid (seperti bacaan rabbanaa lakal hamdu). Dan ini dilakukan setelah mereka tegag berdiri dengan sempurna. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, yang artinya :

"Apabila (imam) mengucapkan sami'allaahu liman hamidah,(Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya) maka ucapkanlah oleh kalian (wahai para makmum); rabbanaa lakal hamdu (wahai Rabb  kami, hanya bagi-Mu-lah segala puji). (HR. Muttafaq 'alaih)

  • Tidak ada dalil yang mendukung pendapat bahwa seorang makmum disyari'atkan membaca sami'allaahu liman hamidah (Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya).** Kemudian meletakkan telapak tangan kannya di atas punggung telapak tangan kirinya, atau diatas pergelangan tangannya, atau diatas hastanya, seperti yang ia lakukan ketika berdiri sebelum ruku'. (Ket. Adapun Syaikh alAlbani dalam Sifatu Shalatin Nabi Shallallau Alaihi Wa Sallam membawakan dalil bolehnya mengulurkan tangan ke bawah.) (Lihat gambar 6)
  • Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam suka melamakan rukun ini, sehingga seorang (sahabat) berkata, "Beliau telah lupa." Beliau pun mengingkari orang yang meringan-ringankan rukun ini (sehingga tidak thuma'ninah). Sebaliknya, beliau menyuruh thuma'ninah pada rukun ini, dan memerintahkan orang itu untuk tidak tergesa-gesa. Beliau melarang makmum untuk mendahului imam dalam mengangkat kepala (dari ruku'). Rasulullah mengancam orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam dengan ancaman bahwa Allah akan mengubah wajahnya dengan muka keledai. (HR. Mutafaq 'alaih)

13. Membaca TAKBIR dan TURUN SUJUD 
Kemudian membaca takbir dan turun sujud. (HR. Abu ya'la dan Ibnu Khuzaimah). Mengangkat tangan ketika akan turun sujud tidak diriwayatkan dari Nabi Shallallau Alaihi Wa Sallam. Bahkan Ibnu 'Umar berkata, "Nabi tidak melakukan yang demikian itu (mengangkat tangan) ketika akan sujud." Padahal bisa saja beliu melakukannya sekali atau dua kali untuk menjelaskan kebolehan mengangkat tangan ketika akan sujud, (namun tidak ad riwayat yang menerangkannya). (Penj. Syaihk al-Albani dalam Shifatu Shalatun Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam menyebutkan dalil bahwa Nabi pernah melakukannya.) 
  • Turun untuk sujud
Apabila turun sujud, beliau mendahulukan kedua lututnya sebelum kedua tangannya. Namun dalam keterangan lain dibolehkan tangan dahulu atau lutut dahulu. (Lihat gambar 7 dan 8) 


Lalu beliau sujud dengan tujuh anggota badannya, yakni wajahnya, kedua tangannya, kedua lututnya, dan ujung-ujung jari kedua telapak kakainya. Beliau menapakkan dahi dan hidungnya ke bumi (tempat sujud). (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Beliau mengangkat kedua hastanya menjauh dari lantai. Beliau pun merenggangkan kedua lengan atasnya dari lambungnya (HR. Abu Dawud), dan menjauhkan perutnya dari kedua pahanya. Nabi pun tidak merapatkan kedua paha dengan kedua betisnya. 

Nabi menegakkan kedua telapak kakinya seraya bertumpu pada keduanya (HR. Al-Baihaqi). Lalu jari-jemari kedua kakinya itu beliau hadapkan ke arah kiblat (HR. Al-Bukhari), dengan menempelkan bagian dalam jari-jemari kakinya ke bumi. (Lihat gambar 9)



Beliau bertumpu pada kedua telapak tangan dan dibentangkan diatas lantai (tidak dikepalkan), dan jari-jemarinya dirapatkan (tidak direnggangkan). Kedua telapak tangan itu, beliau hadapkan ke arah kiblat. Beliau letakkan keduanya diatas bumi sejajar kedua bahunya (HR. At-Tirmidzi), atau setentang dahinya, atau sejajar dengan kedua daun telinganya (HR. Abu Dawud dan an-Nasa'i). Ketiga cara ini termasuk sunnah (dicontohkan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam)

Nabi Shallalahu Alaihi Wa Sallam melarang orang yang membentangkan kedua hastanya menempel di bumi (tempat sujud), seperti yang biasa dilakikan anjing. (HR. Mutafaq 'alaih) 
  • Bacaan ketika sujud
Dalam sujud Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam membaca :

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

"Mahasuci Rabb-ku Yang Mahatinggi." (Tiga kali atau lebih) 
(HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah)

Selain bacaan di atas ada juga bacaan-bacaan yang di sunnahkan beliau. 
Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam memberi motivasi agar memperbanyak do'a ketika sujud (HR. Muslim). Namun beliau melarang membaca al-Qur'an pada ruku' dan sujud. Beliau pun melarang tergesa-gesa dalam sujud. Sebaliknya, beliau memerintahkan agar thuma'-ninah padanya. (HR. Abu Ya'la)

15. Duduk antara dua sujud
Kemudian beliau mengangkat kepalanya seraya bertakbir, lalu duduk di antara dua sujud (HR. Muttafaq 'alaih). Dan terkadang Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengangkat kedua tangannya bersamaan dengan takbir tersebut (HR. Ahmad dan Abu Dawud). Nabi duduk iftirasy, yakni dengan membentangkan kaki yang kiri, dan beliau duduk di atasnya. (Lihat gambar 10b)


Sementara telapak kaki kananya beliau tegakkan (seperti posisi telapak kakai ketika sujud), (Lihat gambar 19). Adapun kedua tangannya beliau letakkan di kedua pahanya, seraya membentanagkan jari-jemarinya (tidak dikepalkan). (Lihat gambar 10a)


Terkadang Nabi duduk Iq'aa (HR. Muslim), yakni dengan menegakkan kedua tumit dan punggung kedua telapak kakainya, (lalu beliau duduk diatas kedua tumit tersebut). Tidak diriwayatkan dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bahwa beliau berisyarat dengan telunjuknya ketika duduk ini. Padahal bisa saja Nabi melakukannya sekali atau dua kali, jika memang hal ini di bolehkan. 

Pada duduk di antara dua sujud ini Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam membaca :

رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

"Wahai Rabb-ku, ampunilah aku, kasihilah aku, cukupkanlah kekuranganku, angkatlah (derajat)ku dan berilah aku rizki, dan berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan padaku dan berilah ampunan kepadaku." (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim)

Terkadang beliau juga membaca : 

رَبِّ اغْفِرْلِيْ - رَبِّ اغْفِرْلِيْ

"Wahai Rabb-ku , ampunilah aku, wahai Rabb-ku, ampunilah aku." (HR. Ibnu Majah)

16. SUJUD untuk kedua kalinya
Kemudian beliau sujud untuk kedua kalinya seraya bertakbir. Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam melakukan sujud kedua ini sebagaimana yang beliau lakukan pada sujud yang pertama.

Sampai disini, maka sempurnalah satu raka'at. 

17. BANGKIT seraya BERTAKBIR
Kemudian beliau bangkit seraya bertakbir sambil bertumpu pada kedua lututnya, bukan bukan bertumpu pada lantai. Kemudian beliau melakukan raka'at kedua sebagaimana raka'at pertama, hanya saja tanpa Takbiratul ihram, tanpa do'a iftitah, dan tanpa membaca ta'awwudz. (HR. Muslim)



18. DUDUK untuk TASYAHUUD yang pertama
Setelah raka'at kedua selesai, beliau duduk untuk tasyahhud yang pertama. Ini beliau lakukan jika shalat yang dikerjakan adalah shalat Zhuhur, 'Ashar, Maghrib dan 'Isya. (Lihat gambar 12a)


Kemudian Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam membaca tasyahhud awal, yakni :

االتَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

"Segala pengagungan hanya milik , dan (demikian pula) segala kehormatan dan kebaikan. Semoga keselamatan terlimopah kepadamu Nabi, juga rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga keselamatan tercurah pula kepada kami dan segenap hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah , dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya." (HR. Muttafaq 'alaih)
  • Beliau melarang duduk seperti anjung, dengan meletakkan pantat ke lantai, sementara kedua betis ditegakkan, dan kedua tangannya diletakkan di lantai. Inilah duduk iq'aa yang dilarang (HR. Ath-Thayalisi, Ahmad, dan Ibnu Abi Syaibah). [Bedakan dengan duduk iq'aa yang dibolehkan pada duduk di antara dua sujud].
19. Bangkit untuk RAKA'AT KETIGA
Kemudian beliau bangkit untuk raka'at ke tiga seraya bertakbir. Dalam bangktinya, beliau bertumpu pada lututnya, tidak pada lantai.
  • Kemudian (pada raka'at ketiga atau keempat), beliau hanya membaca surat al-Faatihah saja, dan tida membacaayat apa pun setelahnya, karena tidak diriwayatkan dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bahwa beliau membaca ayat (atau surat yang lain) pda dua raka'at terakhir.
20. TASYAHHUD Akhir
Setelah melakukan raka'at keempat (pada shalat Zhurur, 'Ashar atau 'Isya'), atau setelah pada shalat Maghrib, dan setelah raka't ke dua (seperti pada shalat Shubuh, Jum'at dan shalat dua hari raya), maka beliau duduk untuk tasyahhud terakhir. Pada tasyahhud akhir ini, Nabi membaca bacaan pada tasyahhud pertama, kemudian dilanjutkan dengan membaca shalawat kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Bacaan shalawat ini ialah :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

"Ya Allah, curahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah menganugerahkan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah menganugerahkan keberkahan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia." (HR. Muttafaq Alaih)

  • Pada tasyahuud akhir ini, terkadang Nabi duduk tawarruk (HR. Al Bukhari), yakni dengan menempelkan pantat kiri ke lantai dan mengeluarkan tapak kaki kiri dari satu arah, sementara itu telpak kaki kanannya ditegakkan. (Lihat gambar 12b)
  • Nabi memegang lutut kirinya dengan telapak tangan kirinya seraya menahan beban tubuh dengannya. (HR. Muslim) 
21. MOHON PERLINDUNGAN kepada ALLAH dari empat PERKARA
Setelah selesai membaca tasyahhud akhir, maka beliau mohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara. Beliau membaca :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

"Ya Allah, aku memohon lindungan kepad-Mu dari siksa Jahannam, siksa kubur, fitnah hidup dan mati, serta keburukan fitnah al-Masih Dajjal." (HR. Muslim)

22. BERDO'A untuk Dirinya Sendiri SEBELUM SALAM
Kemudian Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam berdo'a untuk dirinya sendiri sebelum salam. Sebgian do'a yang Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam syari'atkan adalah : 

اللَّهمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا كَبِيْرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Ya Allah, aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosaku selain Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari-MU. Dan sayangilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (HR. Muttafaq 'alaih)

Do'a Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang lain :

اللَّهُمَّ حَاسِبْنِى حِسَاباً يَسِيرًا

"Ya Allah, Hisablah aku (perhitungankanlah amalku) dengan hisab yang ringan."
  (HR. Ahmad dan al-Hakim)

Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam pun suka memohon Surga kepada Allah, dan mohon perlindungan dari Neraka. Masih ada do'a yang lainnya, yang datang dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

23. Diakhiri SHALATNYA dengan SALAM
Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengakhiri shalatnya dengan salam. Maka Nabi memalingkan wajahnya ke kanan seraya mengucap :

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

"Keselamatan dan rahmat Allah semoga tercurah atas kalian". 

Beliau memalingkan wajahnya ke kanan hingga terlihat pipinya yang putih, Demikian pula ketika memalingkan wajahnya ke kiri, maka terlihatlah pipi kirinya yang putih. (Lihat Gambar 14)


Diriwayatkan pula bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam menambah bacaan salamnya [yang pertama] dengan ucapan : 

 وَبَرَكَاتُهُ

"Dan keberkahan-Nya." (HR. Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah)

Namun riwayat ini hanya hadits. Barang kali beliau menambahkan ucapan wa barakaatuh itu hanya sekali saja untuk menerangkan kebolehan bacaan tersebut.

Demikanlah penjelasan "Sifat Shalat Nabi Dari Takbir Sampai Salam" semoga Allah memberikan pemahaman kepada kita semua dan dapat melaksanakan perintah shalat sesuai dengan Hadits dan tuntunan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

"Sesungguhnya segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."


Referensi :

Shifatu Shalatun Nabiyyi minat Takbiiri ilat Tasliim, 'Abdullah bin 'Abdurrahman al-Jibrin, Darul Wathan.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »